Senin, 19 September 2011

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu


Produksi sampah rumah tangga setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola komsumsi masyarakat. Kota Makassar merupakan Kota Metropolitan  yang mempunyai timbulan sampah dengan laju timbulan sampah yang sangat berpengaruh terhadap pola konsumtif masyarakatnya sehingga dalam pengamatan permasalahan sampah di lapangan seperti menumpuknya sampah di pinggir-pinggir jalan atau berserakannya sampah di pinggiran container menyebabkan bau tak sedap dan estetika lingkungan yang jorok dipandang mata. Kurangnya pemahaman dan kesadaran warga dalam menghasilkan sampah hasil dari kegiatan keseharian menyebabkan volume yang makin besar setiap harinya. Pertambahan volume sampah bersumber dari bercampurnya sampah basah dan kering yang kemudian susah untuk pengelohannya, akibatnya sampah secara keseluruhan tidak dapat termanfaatkan karena kondisi yang bercampur. Disamping itu pula bercampurnya sampah basah dan kering membuat rentetan pengolahan sampah menjadi lebih rumit dan panjang. Membutuhkan waktu dan tenaga untuk proses tersebut, makanya untuk lebih mudahnya masyarakat kehilangan budaya untuk mengurangi, memilaha dan mengolah sampah.
Perlu adanya penanganan sampah yang lebih menjurus ke pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah, sehingga sampah yang awalnya dianggap sebagai musuh bisa menajdi berkah. Dengan edukasi langsung kepada warga jauh lebih efektif untuk memberikan transformasi pengetahuan dalam pengelolaan sampah. Penayangan gambar serta video penanganan sampah dengan pola memberi ancaman dan juga iming-iming dapat lebih mengarahkan warga untuk terjun langsung beraktifitas secara nyata dan aktif untuk penanganan sampah di rumah tangga masing-masing. Sampah bukan hanya menjadi masalah melainkan akan menjadi pekerjaan yang dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi pribadi dan lingkungan.
      Agar konsep pengelolaan persampahan yang berbasis masyarakat melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dapat berjalan baik di Kota Makassar, perlulah dilakukan program pemberdayaan Skala Kawasan di tiap-tiap lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R.
Program pendampingan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) ini adalah salah satu bentuk kegiatan hasil kerjasama satuan kerja PLP Provinsi Sulawesi Selatan dengan Konsultan Individual. Kegiatan TPST ini diamanahkan 2  lokasi yakni, TPST 3R Bumi Tamalanrea Permai (BTP) dan TPST 3R Sambung Jawa. Kedua lokasi TPST ini mewakili dua bagian besar wilayah Makassar yakni Makassar Barat dan Makassar Timur.
Tahun 2011 terdapat peningkatan progresifitas yang cukup meyakinkan. Terlihat dari keseriusan pihak manejemen langsung dan juga para pelaksana lapangan yang terus menggenjot pola program yang sistematis. Adanya bentuk kerja sama ini membawa dampak yang sangat positif karena segala bentuk edukasi telah ada dan juga telah siap untuk ditransformasikan. Selain itu model kompetisi oleh dua lembaga pelaksana yang juga membina 2 lokasi TPST lainnya di Kota Makassar merupakan perwujudan semangat yang luar biasa untuk dipertahankan dan ditingkatkan.  
Untuk kedua lokasi ini Satker PLP Sul-Sel menempatkan 2 orang sebagai tenaga social dan seorang tenaga teknis yang bertugas memotivasi warga dan pengelola KSM dalam pengelolaan sampah di masyarakat. Dalam program ini selain pendampingan terhadap pengelolaan pada lokasi TPST, juga pendampingan diarahkan untuk memotivasi masyarakat dalam mengelola lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan mereka sendiri.
Tujuan dari Konsultan Pemberdayaan/Penyiapan Masyarakat Infrastruktur Tempat Pengelohan Sampah terpadu 3R ini adalah untuk menggugah kepedulian warga kota dalam penanganan permasalahan lingkungan khusunya persampahan serta menciptakan kualitas lingkungan permukiman yang bersih dan ramah lingkungan. Dari tujuan inilaha maka harus dilakukan perubahan paradigma pengelolaan sampah dengan cara :
1.      Pengurangan volume sampah dari sumbernya dengan pemilahan atau pemrosesan dengan teknologi yang sederhana seperti composting dengan skala rumah tangga dan skala kawasan/lingkungan dan pencacahan sampah plastic sesuai dengan jenisnya. Sampah organic yang dimanfaatkan menjadi kompos akan mengurangi timbulan sampah maupun mengurangi beban lingkungan, sedangkan hasil pemilahan selain dapat mengurangi timbulan sampah juga dapat dijual atau dikelola sehingga dapat menambah pendapatan.
2.      Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dikordinir oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), kelompok ini bertugas mengkordinir pengelolaan kebersihan lingkungan.

Sasaran dari kegiatan konsultan individual pemberdayaan TPST 3R ini adalah sebagai berikut :
1.      Identifikasi Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R Kota Makassar yang dilaksanakan bersama melalui sumber dana APBN maupun APBD, swasta dan masyarakat.
2.      Tersedianya data dan gambaran dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang telah berjalan serta sejauh mana peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga beserta permasalahannya.
3.      Tersedianya database hasil pelaksanaan pembangunan TPST 3R
4.      Menginventarisasi tantangan dan peluang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan mengidentifikasi konstribusinya dalam mengurangi volume sampah.

            Keluaran yang diharapkan dari kegiatan konsultan individual pemberdayaan masyarakat ini adalah :
  1. Data kegiatan pemberdayaan masyarakat khusunya penanganan persampahan yang dilaksanakan bersama melalui sumber dana APBN maupun APBD, swasta dan masyarakat.
  2. Database pemrograman dan perencanaan kegiatan bersama bidang persampahan TA 2008 – 2012.
  3. Database hasil pelaksanaan pemberdayaan bidang persampahan
  4. Rekomendasi keterpaduan kegiatan pemberdayaan bidang persampahan.

Ruang lingkup kegiatan individual pemberdayaan ini meliputi :
  1. Melakukan pengumpulan dat kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2008 – 2011 baik yang bersumber dana APBN maupun APBD atau swasta, melalui kegiatan :
    1. Konsolidasi data hasil pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya
    2. Konsolidasi data pelaksanaan pembangunan tahun 2011
  2. Mengaplikasikan system database pembangunan bidang persampahan
  3. Mengidentifikasi dan menganalisis keterpaduan kegiatan pembangunan bidang persampahan melalui system database
  4. Malakukan pelaporan hasil kagiatan dalam bentuk hard copy dan soft copy ke tingkat propinsi dan pusat
  5. Melakukan sosialisasi dan penerapat pembuatan kompos skala rumah tangga dan kawasan.
  6. Melakukan sosialisasi dan mendorong masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah plastic menjadi cacahan/biji plastic.   Ditulis Jay tsunami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar